Malam ini cukup spesial dikarenakan setelah magrib ada sebuah kajian yang dilakukan oleh angkatanku bersama ustadz Muhammad Zenuri (wali asarama) dan Syekh Ali. Berhubung aku tadi masuknya agak telat jadinya nggak tahu apa yang dibicarakan pada saat awal halaqah :D. Tapi ketika aku masuk sedang membahas tentang taharah alias besuci yang notabene sebuah bab besar dalam kajian fiqih yang dileakkan sebagai bab yang pertama dikarenakan pentingnya bab tersebut.
Meskipun materi yang disampaikan pernah aku pelajari di SMP dulu aku tetap merasa senang untuk mendengarkannya karena bahasa pengantarnya adalah bahasa arab dari penutur asli Mesir yakni Syekh Ali. Dalam menyampaikan materi syekh Ali terlihat sangat bersemangat dan bergairah sehingga membuatku antusias dalam menyimak perkataan beliau dalam bahasa Arab yang sedikit-sedikit aku mengerti walaupun aku ngerti apa yang beliau katakan adalah tidak lain karena sebenarnya aku dulu juga pernah belajar tentang yang disampaikan beliau. Namun tetap saja mendengarkannya tetap asyik karena itung-itung mengingat-ingat kembali pelajaran fiqih beberapa tahun yang lalau :D.
Dalam halaqah kali juga nggak sedikit cahaya-cahaya baru yang kudapakan seperti ketentuan sholat setelah wudhu, sholat fajar, sholat berjamaah kepada orang yang sholat sunnah, perbedaan membasuh, mengusap dan mengelus yang dalam bahasa arab diucapkan dengan kata yag berbeda, perbedaan pendapat tentang sholat fajar, hadist yang menyatak bahwa Nabi pernah kencin berdiri pada situasi darurat, hadist keutamaan kencing dengan jongkok, dsb.
Aku jadi teringat tentang percakapan dengan beberapa orang malam minggu kemaren yang salah satu orang memberi sebuah renungan "Jika ada orang yang berkata wah orang itu jago ya bisa hafal 30 juz, bisa mengerti tafsirnya, hafal naghom-naghom, tahu asbabun nuzul, memahami kandungan-kandungannya, dsb. maka, ingatlah bahwa Alquran itu sudah dimudahkan oleh Allah untuk dipelajari atau dihafalkan maka tergantung kita sebagai manusia mau apa tidak untuk mempelajarinya" Setelah kata-kata itu terucap aku jadi seperti terigatkan bahwa alquran itu mudah dipelajari bahkan Allah telah berfirman dalam salah satu ayat-Nya tentang hal ini. Maka, sekali lagi tergantung diriku apakah aku mau atau tidak untuk memplajarinya.
Apabila aku berbicara tentang ilmu, rasa-rasanya aku langsung merasa menjadi orang tak berdaya saja. Tidak usah jauh-jauh di sekilingku sekarang saja sudah banyak teman-teman yang hafal banyak juz dari alquran bahkan sudah menyelesaikannya, ada juga yang pandai membaca kitab kuning, ada yang mempunyai suara merdu ketika tilawah, ilmu fikih yang lebih banyak, pengetahuan tentang sholawat, kemampuan bahasa asing baik iInggris maupun Arab, kemmpuan menggambar, dsb. Ketika berkumpul dengan orang -orang yang seperti ini memang rasa-rasanya selalu ingin menjadi lebih baik dan lebih baik. Tapi nggak bisa dipungkiri juga sih kalo keseharian masih malas-malasan -_-. Setidaknya adalah keinginan untuk menjadi lebih baik wkwkwkwk
Posting Komentar